Indonesia : Your Everything

Hari Ketiga (Rabu, 28/08/2013) : Branding Nation

Indonesia kaya dengan beragam budaya, namun di sektor wisata, Malaysia lebih berhasil mem-branding “Truly ASIA”. Kira-kira apa ya branding yang cocok untuk Indonesia? Buat tagline, dan jelaskan kenapa tagline itu cocok untuk Indonesia di kawasan ASEAN.  Deadline: Kamis, 29 Agustus 2013, pukul 08.00 WIB

Jika Malaysia berhasil dengan branding “Truly ASIA”, lalu bagaimana dengan indonesia?

Bukan semata tentang ikut-ikutan, branding memang diperlukan untuk memperkenalkan potensi yang ada dalam suatu negara. Branding bisa menjadi ciri khas suatu negara, sehingga mudah diingat dan dikenali.

Belum terlambat bagi kita untuk memulainya dari sekarang. Meskipun Malaysia telah lebih dulu memasukkan beberapa seni dan budaya khas Indonesia ke dalam branding “Truly ASIA” nya kita tidak perlu berkecil hati dan marah-marah tidak jelas. Jangan salahkan mereka, salah kita terlambat menyadari, terlambat bertindak, kita yang tidak peka terhadap kebudayaan sendiri. Lebih tergoda oleh hedonisme yang datang dari luar.

Sebagaimana kita tahu, negara indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia, sehingga ada begitu banyak kekayaan yang terserak disemua daerah dari sabang hingga merauke.

Hutan gunung sawah dan lautan adalah simpanan kekayaan bangsa kita. Ditambah beragamnya kultur, budaya dan bahasa membuat Indonesia semakin istimewa. Cukupnya sinar matahari juga merupakan faktor penting bagi kestabilan cuaca.

Hutan yang rimbun, penghasil oksigen sebagai paru-paru dunia. Tebang saja hutan-hutan indonesia, maka perlahan-lahan berakhir pula kehidupan dimuka bumi ini

Tanah yang gembur, sehingga tanaman tumbuh subur. Hijau dimana-mana bak permadani

Lautan luas, didalamnya hidup berbagai biota laut yang konon terlengkap didunia. Kebutuhan nutrisi dari seafood dapat terpenuhi dengan baik. Pasir putih yang menghampar sejauh mata memandang. Didalamnya juga terkubur berbagai mineral yang dapat dikembangkan sebagai pertambangan.

Disebagian pantai berpasir itujuga terdapat kandungan permata dan mangan juga terdapat pasir hitam atau Pasir besi. Pasir ini terdiri dari magnetit, Fe3O4, dan juga mengandung sejumlah kecil titanium, silika, mangan, kalsium dan vanadium.

Pertambangan yang bisa jadi surga bagi para investor, atau bila dikelola secara mandiri dengan benar dan professional, maka Indonesia tidak butuh dunia melainkan dunia yang butuh Indonesia.

Jadi rasanya tidak berlebihan jika indonesia menggunakan tagline “Your Everything”.

Memang kedengaran agak sombong, tapi toh ini berdasarkan fakta yang ada. Indonesia itu everything bagi masyarakat dunia.

Tagline yang terdengar sombong ini setidaknya akan memicu anak bangsa untuk pantas merasa sombong dengan kerja keras yang lebih dan lebih, demi tercapainya pengakuan everything dari negara tentangga. Bahwa kita memang everything, yang didalamnya terdapat everything.

Kekayaan Alam, baik didataran rendah hingga dataran tinggi Indonesia memiliki potensi yang mengejutkan dunia, yang selama 3,5 abad coba dikuasai belanda, 3,5 tahun coba direbut jepang. Jangan lupa, perebutan kekayaan alam indonesia oleh negara-negara barat masih berlanjut hingga detik ini, dengan taktik busuk nan halus mereka  mencoba mengusai seluruh potensi nusantara. Contoh konkritnya Freeport yang merupakan salah satu pertambangan terbesar dunia, penghasil emas paling besar di dunia. Tak terhitung besarnya materi yang telah digali dari tanah papua ini, bahkan mampu mensejaterakan seluruh rakyat indonesia. Tapi jangankan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia, masyarakat disekitar pertambangan saja sulit untuk merasakan kesejeahteraan tersebut. Entah sistem apa yang telah disetujui para petinggi negara ini, hingga membiarkan tangan asing melukai buminya sampai keakar-akar.

Dengan tagline “Your Everything” kita kerahkan segala potensi yang ada untuk menarik wisatawan dengan keindahan alam, keanekaramanan flora dan fauna, situs-situs bersejarah, adat budaya hingga keistimewaan kuliner yang tersebar diseluruh nusantara.

Dengan tagline “Your Everithing” kita persiapkan diri menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 agar tidak hanya jadi penonton tapi jadi tokoh utama.